Sate
Emprit di depan SDN 1 Gurah, Kabupaten Kediri, milik Darmianto tidak pernah
sepi pembeli, selain unik, saat sate digigit, cita rasa sedap mulai terasa.
Ketika melewati kerongkongan rasanya sangat lembut. Sate emprit juga tidak
amis.
Berbeda
dengan sate ayam yang ketika dibakar masih berwarna putih, untuk sate emprit
warnanya menjadi kecokelatan. Teksturnya liat, tidak lengket, aroma rasanya
kuat, tanpa lemak, dan gurih.
Dipadu
dengan bumbu garam, penyedap rasa, kacang, dan kecap, rasa sate emprit semakin
nendang. Sebab saat daging berpadu dengan bumbu kacang, memunculkan sensasi
unik, seperti daging ayam tetapi rasanya lebih gurih.
Bagi
penyuka pedas, Darmianto sudah melakukan antisipasi dengan menyiapkan sambal.
Saat sambal yang terbuat dari cabai, garam, dan bawang itu dipadu bumbu,
rasanya langsung ‘bluar’, sekujur tubuh rasanya gemetar. Sambal cabai garam itu
membuat lidah ‘terbakar’ tetapi diredam dengan bumbu kacang yang gurih. Dijamin
pasti ketagiham, karena rasanya tidak akan kalah dengan masakan hotel bintang
lima.
Pengunjung
tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam saat ingin menikmati sate emprit. Cukup
dengan Rp 12.000 sudah bisa menikmati sepuluh tusuk. Bagi yang tidak suka sate,
warung ini juga menyediakan krengsengan emprit dan emprit goreng yang
dibanderol Rp 10.000 per porsi.
Darmianto
mengungkap, sebelum menjual sate, awalnya dia menjual emprit hidup yang dicat
warna-warni. Akan tetapi, karena penjualannya seret dan burung banyak yang
mati, akhirnya guru Olahraga SDN 1 Gurah ini berinovasi dengan menjadikannya
sate. Sebelumnya dia pernah punya pengalaman menjadi penjual sate ayam.
“Setelah
mencoba sendiri enak dan baik untuk kesehatan, akhirnya saya memberanikan diri
membuka warung sate emprit dengan menu sate, krengsengan, dan emprit goreng.”
Ujar Darmianto.
Usahanya
lancar. Jika dulu dia harus bekerja sendiri kini sudah memiliki enam tenaga
kerja. Baru empat tahun berdiri, dia bisa membuka satu warung lagi di dekat
kawasan Monumen Simpang Lima Gumul Kediri.
Dalam
sehari, warung yang mulai buka pukul 16.00-21.00 WIB membutuhkan 1.000-1.500
emprit. Jika sedang sepi, hanya 700-800 emprit yang habis. Akan tetapi, ketika
musim liburan, warung-warungnya membutuhkan 2.500-3.000 emprit.
Bukan
hanya itu, saat ini selain sate, krengsengan, dan emprit goreng, Darmianto juga
banyak mendapat pesanan daging emprit mentah. Tidah hanya dari wilayah Kediri,
pesanan daging emprit mentah juga datang dari Jakarta. Semakin banyaknya
pelanggan yang otomatis membuat permintaan emprit semakin banyak. Saat ini dia
sudah memiliki enam pemasok, yang mampu memenuhi kebutuhan bahan baku sate
emprit.
sumber: situs resmi pemerintah kab. kediri
No comments:
Post a Comment